Ruang Direktorat Keuangan Universitas Gadjah Mada atau UGM di Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta, Senin (18/7), ramai didatangi mahasiswa baru. Tak kurang dari 500 mahasiswa baru silih berganti mendatangi ruang ini untuk meminta keringanan biaya pendidikan karena dinilai terlalu memberatkan.
Seperti tahun sebelumnya, UGM mematok biaya sumbangan peningkatan mutu akademik berkisar Rp 5 juta hingga Rp 100 juta, tergantung jurusan dan fakultas yang dipilih. Sumbangan paling tinggi tercatat di jurusan pendidikan dokter, Fakultas Kedokteran, yang mencapai Rp 100 juta per mahasiswa.
Biaya tersebut belum termasuk SPP sebesar Rp 500 ribu dan biaya operasional pendidikan atau BOP Rp 60 ribu hingga Rp 75 ribu per sks. Biaya tersebut harus dibayar setiap semester.
Sejumlah orangtua mahasiswa baru menilai biaya pendidikan terlalu memberatkan. "Saya menunggu jawaban apakah diberi keringanan atau tidak," kata Adi, orangtua mahasiswa baru. "Jika tidak, anak saya tidak melanjutkan karena saya tidak mampu."
Namun, Direktur Keuangan UGM, Haryono, mengatakan, biaya pendidikan yang dikenakan tak terlalu mahal dan masih di bawah standar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bahkan, pihak kampus terus mengupayakan berbagai beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu untuk meringankan beban mereka.
Potret tingginya biaya pendidikan juga terjadi di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Untuk calon mahasiswa dari jalur Seleksi Masuk Universitas Padjajaran atau SMUP, pihak kampus mematok dana pengembangan pendidikan bervariasi, mulai belasan hingga ratusan juta rupiah.
Selain melalui jalur SMUP, Unpad juga menerima calon mahasiswa dari jalur reguler, seperti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN, jalur undangan, dan bidik misi. Meski membayar lebih, mahasiswa dari jalur SMUP tidak mendapatkan fasilitas lebih dibanding mahasiswa yang masuk melalui jalur seleksi lainnya.
Seperti tahun sebelumnya, UGM mematok biaya sumbangan peningkatan mutu akademik berkisar Rp 5 juta hingga Rp 100 juta, tergantung jurusan dan fakultas yang dipilih. Sumbangan paling tinggi tercatat di jurusan pendidikan dokter, Fakultas Kedokteran, yang mencapai Rp 100 juta per mahasiswa.
Biaya tersebut belum termasuk SPP sebesar Rp 500 ribu dan biaya operasional pendidikan atau BOP Rp 60 ribu hingga Rp 75 ribu per sks. Biaya tersebut harus dibayar setiap semester.
Sejumlah orangtua mahasiswa baru menilai biaya pendidikan terlalu memberatkan. "Saya menunggu jawaban apakah diberi keringanan atau tidak," kata Adi, orangtua mahasiswa baru. "Jika tidak, anak saya tidak melanjutkan karena saya tidak mampu."
Namun, Direktur Keuangan UGM, Haryono, mengatakan, biaya pendidikan yang dikenakan tak terlalu mahal dan masih di bawah standar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bahkan, pihak kampus terus mengupayakan berbagai beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu untuk meringankan beban mereka.
Potret tingginya biaya pendidikan juga terjadi di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Untuk calon mahasiswa dari jalur Seleksi Masuk Universitas Padjajaran atau SMUP, pihak kampus mematok dana pengembangan pendidikan bervariasi, mulai belasan hingga ratusan juta rupiah.
Selain melalui jalur SMUP, Unpad juga menerima calon mahasiswa dari jalur reguler, seperti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN, jalur undangan, dan bidik misi. Meski membayar lebih, mahasiswa dari jalur SMUP tidak mendapatkan fasilitas lebih dibanding mahasiswa yang masuk melalui jalur seleksi lainnya.
(liputan6.com)
No comments:
Post a Comment