Powered by Blogger.

Siswa Miskin Diarahkan Tak Masuk RSBI Khawatir Tak Mampu Beli Laptop

Friday 17 June 2011

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jogja mengarahkan para siswa pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) tak memilih sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berbasis Internasional). Meskipun secara syarat, baik tes nilai ujian nasional (unas) maupun psikotes, siswa tersebut memenuhi seluruh syarat.

Disdik khawatir, jika siswa dari keluarga kurang mampu tersebut masuk sekolah RSBI, bakal merasa minder. Terutama saat sekolah menyarankan mereka menggunakan peralatan IT seperti laptop.

’’Setiap sosialisasi ke orang tua siswa pemegang KMS, saya selalu menyarankan orang tua selektif memilihkan sekolah bagi anaknya. Tidak perlu memaksakan diri harus masuk ke RSBI,’’ kata Kepala UPT JPD Mawardi Dalga, kemarin (17/6).

Mawardi beralasan, siswa yang bakal masuk ke RSBI, pasti disarankan sekolah menggunkan laptop. Sebab, penggunaan peralatan IT merupakan salah satu dari kurikulum sekolah internasional ini.

’’Jika ini terjadi, seorang siswa tidak mampu tidak membeli laptop. Padahal, siswa lain menggunakan, pasti sang siswa akan merasa minder. Ini malah mengganggu program kegiatan belajar mengajar,’’ tuturnya.
Jika siswa tersebut minder, hal ini juga berdampak pada prestasi siswa. Ketidakmampuan mengikuti peralatan yang disarankan sekolah, membuat siswa tak mampu tersebut kualitas hasil belajarnya bakal turun.

Sebelumnya, Kepala Disdik Jogja Edy Heri Suasana menjamin, siswa KMS tetap bisa mengenyam pendidikan berbasis internasional. Siswa-siswa dari keluarga tak mampu ini bakal mendapat bantuan fasilitas dari JPD. ’’Kami akan usahakan untuk itu (mendapatkan fasilitas). Kan ada JPD yang akan membiayai kebutuhan siswa dari KMS,’’ katanya.

Soal pembiayaan bagi siswa KMS ini, APBD Kota Jogja mengalokasikan anggaran JPD tahun ini sejumlah Rp 16,6 miliar. Dana tersebut, bakal diberikan kepada 14.234 siswa pemegang KMS mulai tingkat TK, SD, SMP, dan SMA/SMK.

Rincian siswa yang bakal mendapatkan pembiayaan untuk JPD, TK sebanyak 1.601 siswa, SD sebanyak 6.338 siswa, SMP sebanyak 3.232 siswa, SMA sebanyak 608 siswa dan SMK sebanyak 2.446 siswa. Sedangkan untuk termasuk siswa baru dengan rincian SMP sebanyak 851 siswa di sekolah negeri dan 212 siswa di sekolah swasta. Sedangkan siswa SMA sebanyak 129 siswa dan SMK sebanyak 888 siswa.

Pembiayaan dana tersebut, diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) No. 19 Tahun 2010 tentang pemberian JPD. Sesuai perwal tersebut, setiap siswa TK memperoleh dana JPD sebesar Rp 700 ribu per tahun, kemudian SD; Rp 700 ribu per tahun, SMP; Rp 1.150.000 per tahun, dan SMA; Rp 2.350.00 per tahun. Lalu SMK memperoleh dana Rp 3.300.000 per tahun.

Terpisah, Plt Kepala Sekolah SMPN 8 Drs Martoyo mengakui, seluruh siswa di sekolahnya mayoritas menggunakan laptop untuk KBM. Tapi, peralatan komputer jinjing tersebut tidak diwajibkan bagi seluruh siswa menggunakan.

”’Untuk tahun lalu masih ada kelas non-RSBI di SMPN 8, namun tahun ajaran baru ini seluruh kelas di SMPN 8 RSBI semua. Kami tidak mengharuskan seluruh siswa menggunakan laptop. Tapi, metode pembelajaran di kelas RSBI berbasis IT, jadi kebanyakan siswa tetap menggunakan laptop,’’  tuturnya.
(radarjogja.co.id)
Share this article on :

No comments:

Post a Comment

 
© Copyright 2010-2011 Pendidikan All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.