Sekretaris Jendral Forum Guru Independen Indonesia (FGII) Iwan Hermawan menilai maraknya perilaku korupsi saat ini merupakan buah dari kegagalan pendidikan di masa lalu. Dia mengibaratkan pendidikan laksana menanam buah kurma yang hasilnya dinikmati puluhan tahun mendatang.
"Apabila hasil pendidikan seperti sekarang, apa yang terjadi nanti 20 tahun ke depan?" kata Iwan dalam diskusi bertema "Tragedi Siami dan Negeri Kleptorasi" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6).
Iwan mengaku sepakat tentang perlunya reformasi di bidang pendidikan. Sebab, hasilnya akan dinikmati oleh bangsa ini beberapa tahun kemudian. "Hasil pendidikan sekarang kalau diperbaiki, hasilnya bisa dinikmati 20 tahun mendatang," kata Iwan.
Ditegaskannya, keberhasilan pendidikan tidak dapat diukur dari lima tahun masa jabatan pemimpin, baik itu presiden, gubernur, bupati maupun wali kota. "Semua itu bukan ukuran keberhasilan pendidikan," tegasnya.
Dia juga memaparkan bahwa pendidikan tidak hanya dinilai dengan angka-angka saja. "Sistem sekarang lebih banyak menimbulkan persoalan di masyarakat," tegasnya.
Hasil unas yang hanya dilihat dari angka-angka, sebut Iwan, tidak akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan moral bangsa. "Saya tidak setuju guru disanksi jika (kasus Siami). Karena guru melakukan itu karena keterpaksaan dan tekanan. Hapuskan yang menyebabkan guru melakukan itu. Cukup ujian nasional sampai tahun ini saja," ungkap Iwan.
(jpnn.com)
"Apabila hasil pendidikan seperti sekarang, apa yang terjadi nanti 20 tahun ke depan?" kata Iwan dalam diskusi bertema "Tragedi Siami dan Negeri Kleptorasi" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6).
Iwan mengaku sepakat tentang perlunya reformasi di bidang pendidikan. Sebab, hasilnya akan dinikmati oleh bangsa ini beberapa tahun kemudian. "Hasil pendidikan sekarang kalau diperbaiki, hasilnya bisa dinikmati 20 tahun mendatang," kata Iwan.
Ditegaskannya, keberhasilan pendidikan tidak dapat diukur dari lima tahun masa jabatan pemimpin, baik itu presiden, gubernur, bupati maupun wali kota. "Semua itu bukan ukuran keberhasilan pendidikan," tegasnya.
Dia juga memaparkan bahwa pendidikan tidak hanya dinilai dengan angka-angka saja. "Sistem sekarang lebih banyak menimbulkan persoalan di masyarakat," tegasnya.
Hasil unas yang hanya dilihat dari angka-angka, sebut Iwan, tidak akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan moral bangsa. "Saya tidak setuju guru disanksi jika (kasus Siami). Karena guru melakukan itu karena keterpaksaan dan tekanan. Hapuskan yang menyebabkan guru melakukan itu. Cukup ujian nasional sampai tahun ini saja," ungkap Iwan.
(jpnn.com)
No comments:
Post a Comment