Pernyataan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh yang menyimpulkan tidak ada kecurangan berupa mencontek massal dalam pelaksanaan Ujian Nasional 2011 di SD II Gandel, Surabaya, Jawa Timur, dinilai sebagai bukti bahwa ketidakjujuran sudah menjadi kultur para pemegang kekuasaan di pemerintah.
"Ketika Menteri Pendidikan M Nuh melakukan pembelaan, saya semakin yakin bahwa ketidakjujuran sudah jadi budaya, sudah jadi kultur dari pemegang pemerintahan ini," kata Hardi, budayawan saat diskusi Radio Trijaya bertema "Tragedi Siami dan Negeri Kleptokrasi" di Jakarta, Sabtu (18/6/2011).
Hardi menilai, keputusan itu hanya untuk meredam amarah para wali murid terhadap sikap Siami (32) yang mengungkapkan kepada media adanya contek massal. Para wali murid takut jika UN diulang. Amarah itu lalu berujung pada mengungsinya keluarga Siami ke Gresik. "Klarifikasi itu supaya ibu Siami bisa pulang saja," kata dia.
Lukman Hakim, Wakil Ketua MPR, mempertanyakan mengapa Nuh bersikap defensif terkait kasus Siami. Padahal, kata dia, perbedaan jawaban setiap siswa sudah jelas karena Aam (13) alias Alifah Ahmad Maulana, putra Siami, tidak memberikan semua jawaban yang benar kepada teman-temannya.
"Kesimpulan tidak ada contek massal karena jawaban berbeda-beda itu harus diteliti lagi. Menurut saya, akan lebih arif para penyelenggara negara introspeksi diri," ucap dia.
(kompas.com)
"Ketika Menteri Pendidikan M Nuh melakukan pembelaan, saya semakin yakin bahwa ketidakjujuran sudah jadi budaya, sudah jadi kultur dari pemegang pemerintahan ini," kata Hardi, budayawan saat diskusi Radio Trijaya bertema "Tragedi Siami dan Negeri Kleptokrasi" di Jakarta, Sabtu (18/6/2011).
Hardi menilai, keputusan itu hanya untuk meredam amarah para wali murid terhadap sikap Siami (32) yang mengungkapkan kepada media adanya contek massal. Para wali murid takut jika UN diulang. Amarah itu lalu berujung pada mengungsinya keluarga Siami ke Gresik. "Klarifikasi itu supaya ibu Siami bisa pulang saja," kata dia.
Lukman Hakim, Wakil Ketua MPR, mempertanyakan mengapa Nuh bersikap defensif terkait kasus Siami. Padahal, kata dia, perbedaan jawaban setiap siswa sudah jelas karena Aam (13) alias Alifah Ahmad Maulana, putra Siami, tidak memberikan semua jawaban yang benar kepada teman-temannya.
"Kesimpulan tidak ada contek massal karena jawaban berbeda-beda itu harus diteliti lagi. Menurut saya, akan lebih arif para penyelenggara negara introspeksi diri," ucap dia.
(kompas.com)
No comments:
Post a Comment